Pages

Pages - Menu

Jumat, 13 Februari 2015

Rosululloh SAW, Wanita Kafir dan Air Ludah


 


Sudah menjadi kebiasaan bagi Rosulullah untuk melaksanakan sholat fardhu di masjid, karena Rosulalloh biasannya hanya melakuan sholat sunnahnya dirumah. Suatu ketikan saat berangkat menuju masjid Rosulalloh sering berjalan melewati rumah rumah para penduduk. Setiap Rosulalloh berjalan menuju masjid beliau sering mendapatkan perlakuan yang menjengkelkan. Apabila kita sebagai manusia biasa mengalami apa yang dialami oleh Rosululloh mungkin kita akan marah dan membalas perlakuan tersebut, tapi subhanalloh Rosullalloh tak membalas apa yang dilakukan, beliu tetap sabar dan tenag.

Kejadian tersebut bermula saat Rosululloh melakukan perjalannan dari rumahnya menuju masjid, sesampai diperkampungan Rosululloh bertemu dengan wanita kafir yang saat itu sering meludahi Rosululloh dengan air liuh, kejadian ini terjadi setiap hari saat Rosululloh hendak pergi ke masjid dan sebanyak itu pula Rosululloh tidak penah marah beliau malah membersihkan air ludah yang membasai bajunya dan wajahnya yang mulia itu. Suatu hari Rosululloh tak melihat wanita tersebut melakukan aksinya.

Kemudian Rosululloh bertanya kepada tetangganya “ Wahai Fulan, kemanakah wanita yang sering meludahiku?” pertanyaan yang membuat kita heran, kenapa Rosululloh menyakan wanita tersebut padahal ketika Rosululloh bertemu denga wanita tersebut, wanita tersebut pasti akan meludahi beliau dan seharusnya ketika Rosululloh tidak bertemu dengan wanita tersebut bukannya Rosululloh akan bahagia karena pada hari tersebut beliau tidak akan diludahi lagi. Namun itu pemikiran kita, bukan pemikira Rosululloh.  Hehe

Meskipun measa heran namun sahabat yang ditanya oleh Rosululloh tetap menjawab pertanyaan tersebut “ Apakan Engkau tidak tahu wahai Rosululloh, bahwa dia sekarang sedang berbaring sakit dirumahnya.

Beberapa saat setelah mendengar kabar tersebut Rosul menuju umah wanita tersebut dan menjenguknya. Subhanalloh

Beberapa orang yang dirumah tersebut terkejut karena yang oertama kali menjenguk adalah orang yang setiap harinya diludahinya. Dalam hati wanita tersebut berkata “Betapa agung budi manusia ini. Setiap hari aku ludahi, tetapi justru dialah yang  pertama kali menjengukku” dengan malu malu wanita tersebut bertanya “ Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu? “ Kemudia Rosululloh menjawab dengan rendah hati “Aku yakin engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang benenaran risalahku, jika tahu engkau tidak akan melakukannya”

Mendengar kata kata beliau, wanita tersebut merasa terharu. Dengan hidayah dari Allah ia membuka diri dan berkata “Wahai Muhammad, mulai saat ini aku mengikuti ajaranmu” Akhirnya wanita tersebut bersyahadat dan masuk islam.

Saudaraku, apa jadinya jika perilaku tersebut menimpa kita? apa yang kita lakukan? Membalas mereka ? atau malah membalas dengan sesuatu yang lebih jahat dari perbuatan mereka ? Mungkin dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai hal tersebut. Dari hal yang paling sepele yang kadang kita tak pernah sadar misal saat berada dalam satu forum diskusi, kadang dalam diskusi tersebut sering bertemu dengan orang yang tidak sepaham dengan kita atau bahkan tidak segolonga sama kita kadang kita sering menjadika mereka sebagai bahan olok olokan bagi kita, kadang sampai sampai kita mengkafirkan mereka padahal Rosululloh tidak pernah mencontohkan hal tersebut, Naudzubillahimindzalik.

Saudarau jangan mudah tersinggung, jangan mudah marah, dan jangan mudah mengambil sebuah kesimpulan atas sebuat kejadian. Kadang mereka dihadirkan oleh Allah untuk mengujimu atau bahkan Allah ingin menaikkan derajatmu.

Katanya Muhammad Qudwatuna (Muhammad adalah teladan kami) Tapi kok gag meniru akhlak Rosululloh yang sangat mulia. Hayooo :D

Jika kita sadar akhlak Rosululloh ibarat pohon yang berbuah. Walaupun dilempari dengan banyak batu. Pohon tetap membalasnya dengan dengan buah yang lezat. Pohon itu seakan akan mengatakan “Biarlah kalian menyakitiku, aku tetap akan membalas dengan kebaikan” Semoga kita dapat mengabil pelajaran dari kisah tersebut. Aamiin J

Wallohua’lam

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar